Artikel Ilmiah Ulasan Teologis Matius 1:18 Model APA
Artikel Ilmiah Ulsan Teologis Matius 1:18 Model APA: Oleh Yonas Muanley.
Teks uraian Matius, 1:18.
Renungan Ilmiah Teologis: Oleh Yonas Muanley
Mat. 1:18. Bertunangan. Menurut Kebiasaan Yahudi zaman itu, seorang gadis dipertunangkan dengan seorang pria oleh orangtua ataupun walinya. Pria itu wajib membayar mas kawin kepada ayah/wali gadis itu sebagai kompensasi. Sejak saat itu gadis tersebut berada dalam kuasa tunangannya yang dipandang sebagai baal, artinya tuan/suami (bdn. Hos. 2:18-19). Bila gadis yang sudah bertunangan itu melakukan hubungan layaknya seperti suami isteri dengan pria lain, ia dipandang sebagai pezina, sehingga harus dihukum sesuai dengan Ul. 22:23-27 ataupun diceraikan dan diberi surat cerai. Sejak saat itu pula ia berstatus janda (Stefan Leks, 2002:22-23).
“Menurut Mat. 1:18-25, Yusuf atau Yosef dan Maria sudah bertunangan, sehingga tinggal diadakan upacara pernikahan saja. Maria tinggal di rumah orangtuanya, sedangkan Yusuf atau Yosef mengunjunginya sewaktu-waktu saja. Yusuf 1:18 Dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Latin, nama ini berbunyi Yosef. (Stefan Leks, 2002:23).
“Sebelum mereka hidup sebagai suami istri Mat. 1:18- Maria mengandung sebelum secara resmi ia dibawa oleh Yosef ke rumahnya (ay. 24). Dalam teks asli tidak tertulis sebelum mereka hidup sebagai suami istri, tetapi sebelum mereka kumpul/tinggal bersama. Ungkapan ini searti dengan “nikah secara resmi”. (Stefan Leks, 2002:24).
Mengandung dari Roh Kudus Mat. 1:18. Roh Kudus menghidupkan, bahkan member kehidupan baru. (Stefan Leks, 2002:24). Allah adalah penyebab kehidupan putra-Nya sebagai manusia. Dengan cara ini terungkaplah ikatan mendalam antara yang ialhi dengan yang manusiawi. Keterlibatan Allah dalam peristiwa terkandungnya Yesus ini tidak dapat dan juga tidak mau dijelaskan ataupun dianalisis lebih lanjut oleh Matius. Maria mengandung karena Allah sendiri melalui Roh Kudus-Nya. Roh Kudus menyebabkan Maria mengandung. Roh Kuduslah prinsip vitalitas, kuasa yang menghidupkan dalam diri insane yang hidup. (Stefan Leks, 2002:24).
Yusuf, suaminya 1:19- Sebelum hidup bersama, para tunangan secara resmi dipandang oleh masyarakat Yahudi zaman itu sebagai suami dan istri. Ikatan mereka hanya dapat disudahi lewat keputusan hokum (Stefan Leks, 2002:25).
Tulus hati Mat. 1:19 – Ungkapan tulus hati mengalihbahasakan kata Yunani dikaios yang searti dengan “benar”. Kata “tulus hati” mengandung beberapa pengertian:
a) Yusuf amat setia kepada Hukum yang mengizinkannya menceraikan Maria dalam kasus zina;
b) Yusuf begitu baik, sehingga tampaknya tidak samapai hati menceraikan Maria;
c) Yusuf yakin bahwa Maria tidak bersalah, sehingga ia rela meninggalkannya tanpa proses hukum;
d) Yusuf tidak berani menjadi ayah bagi Putra Allah
Perlu diketahui bahwa kata Yunani “dikaios” yang dipakai Matius di sini, pada umumnya dikaitkan dengan pelaksanaan Hukum (Mat. 9:13; 13:17; 23:29), bukan dengan kelakuan moral manusia. Dilihat dari sudut ini, Yusuf tidak tulus hati, seandainya ia menceraikan Maria, apalagi secara diam-diam. Maka, diduga bahwa Yusuf disebut “tulus hati” , karena ia tahu bahwa Maria tidak bersalah, namun ia tetap merasa tidak pantas menjadi ayah bagi anak Maria, sebagaimana dapat disimpulkan dari ayat-ayat selanjutnya. (Stefan Leks, 2002:25).
Tidak mau mencemarkan nama. Mat. 1:19 – Seandainya Yusuf mendakwa Maria sebagai pezina, maka Yusuf pasti akan mencemarkan nama Maria. (Stefan Leks, 2002:25).
Bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Mat. 1:19. Perceraian diam-diam tidak dibenarkan oleh satu nas PL pun. Justru supaya sah, perceraian harus dikukuhkan dengan surat resmi (Ul. 24:1). Menurut sejumlah ahli, ungkapan diam-diam tidak searti dengan “tanpa saksi-saksi” tetapi “tidak memperkarakan di muka pengadilan, atau “tanpa membuat pernyataan macam-macam tentang perkara itu. Yusuf tidak mau menuduh Maria sebagai pezinah dan penyebab dibatalkannya pernikahan dengannya. (Stefan Leks, 2002:25-26).
Malaikat Tuhan. Mat. 1:20. Dalam PL, ungkapan malaikat Tuhan diterapkan pada Allah sendiri (Kej. 16:7,13; Kel. 3:2) yang bertindak dalam hidup dan sejarah manusia. Malaikat Tuhan datang kepada manusia pada saat-saat yang sangat menentukan dalam rencana Allah. Malaikat Tuhan jangan disamakan dengan para malaikat yang sering disebut dalam KPR. (Stefan Leks, 2002:27).
Dalam mimpi 1:20- Orang-orang zaman kuno berpendapat bahwa mimpi adalah salah satu cara manusia dapat berkomunikasi dengan dunia yang tidak kelihatan. Manusia modern suka menyibukkan diri dengan mimpi juga, tetapi mementingkannya sebagai gambaran ttg masa lampau atau masa sekarang. Bangsa Yahudi biasa memandang mimpi sebagai tanda mengenai masa yang akan datang. (Stefan Leks, 2002:22-27).
Mimpi dalam arti penerangan ilahi/wahyu, mimpi penglihatan ataupun mimpi nubuat, disebut dalam Injil Matius. Mimpi ini hanya disinggung dalam Injil Matius 1:20; 2:12-13, 19-22. Mimpi istri Pilatus, 27:19. Injil Matius paling dipengaruhi oleh mentalitas Yahudi. Dalam tulisan-tulisan para rabi Yahudi, mimpi berperanan cukup penting. (Stefan Leks, 2002:27).
Anak Daud 1:20 – Yusuf disapa oleh Malaikat Tuhan sebagai anak Daud. Sapaan ini langsung menunjukkan bahwa tujuan kedatangan Malaikat itu satu saja, yaitu meyakinkan Yusuf bahwa ia seharusnya mengadopsi Yesus dan dengan demikian menjamin statusnya sebagai putra Daud. (Stefan Leks, 2002:27).
Jangan engkau takut. 1:20 – Seandainya Yusuf yakin bahwa Maria bersalah (karena berzinah), maka teguran malaikat ini sungguh tidak bermakna. Tetapi seandainya Yusuf yakin bahwa Maria sama sekali tidak bersalah, maka teguran ini memang pada tempatnya. Yusuf segan, takut memperistri Maria, sebab ia tahu bahwa buah rahimnya berasal dari Allah. Yosuf tidak mau terlibat dalam perkara yang melampaui pengertiannya dan merupakan baginya sebuah teka teki yang tidak terpecahkan. (Stefan Leks, 2002:27).
Mengambil Maria sebagai istrimu 1:21. Malaikat Tuhan memikirkan tahap terakhir pertunangan, yaitu saat sang suami menjemput istrinya ke dalam rumahnya (Stefan Leks, 2002:28).
Menamakan dia Yesus. 1:21. Yusuf diminta oleh Malaikat memberi nama (= mengakui secara resmi) kepada anak itu. Dan memasukan dalam garis keturunan Daud dengan memberi nama kepadanya. (Stefan Leks, 2002:28). Dalam 1:21 pemberian nama kepada anak adalah hak utama ayah. Dengan cara itu, Yusuf mengakuinya sebagai anaknya sendiri (bnd. Kej. 17:19; I Taw. 22:9; Yes. 8:3). Dengan member nama kepada Yesus, Yusuf dengan sendirinya mengadopsi-Nya pula. Nama yang sebelumnya sudah ditentukan oleh Allah mengacu kepada misi yang akan diemban oleh anak yang diberi nama tertentu. (Stefan Leks, 2002:28). Yesus 1:21- Dalam bahasa Ibrani, nama Yesus berbunyi Yesyua (bentuk singkat dari Yehosyua); artinya: Tuhan menyelamatkan kita. (Stefan Leks, 2002:29)
Akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (1:21). Menurut PL, Allah yang menyelamtkan umat-Nya (Hosea, 1:7). Mazmur 130:8 penyelamatan adalah pembebasan dari dosa-dosa, penghapusan dosa dan sekaligus peniadaan segala rintangan yang mengganggu relasi Allah dengan manusia. Misi Yesus sebagai Juru Selamat diperkenalkan dalam Matius 9:2-6, tetapi khusus lewat darah yang ditumpahkan-Nya demi pengampunan dosa (26:28)
Mereka akan menamakan Dia Imanuel 1:24. Hampir ayat 23 merupakan kutipan dari Yesaya 7:14. Matius mengutipnya menurut terjemahan Yunaninya. Mereka akan menamakan dia imanuel
Menamakan dia imanuel menegaskan bahwa yang memberi nama Imanuel bukan oleh Yusuf tetapi oleh mereka. (Stefan Leks, 2002:31)
Kata Ibrani Immanu El searti dengan “Allah menyertai kita.” (Stefan Leks, 2002:31)
Sesudah bangun 1:24. Maksudnya kiranya keesokan harinya.
Mengambil Maria sebagai istri 1:24 – Kata yang sama muncul dalam 1:20 di atas. Yusuf mengambil, artinya menerima “Maria” (dalam rumahnya) sebagai istri. (Stefan Leks, 2002:32)
Salam
Teks uraian Matius, 1:18.
Renungan Ilmiah Teologis: Oleh Yonas Muanley
Mat. 1:18. Bertunangan. Menurut Kebiasaan Yahudi zaman itu, seorang gadis dipertunangkan dengan seorang pria oleh orangtua ataupun walinya. Pria itu wajib membayar mas kawin kepada ayah/wali gadis itu sebagai kompensasi. Sejak saat itu gadis tersebut berada dalam kuasa tunangannya yang dipandang sebagai baal, artinya tuan/suami (bdn. Hos. 2:18-19). Bila gadis yang sudah bertunangan itu melakukan hubungan layaknya seperti suami isteri dengan pria lain, ia dipandang sebagai pezina, sehingga harus dihukum sesuai dengan Ul. 22:23-27 ataupun diceraikan dan diberi surat cerai. Sejak saat itu pula ia berstatus janda (Stefan Leks, 2002:22-23).
“Menurut Mat. 1:18-25, Yusuf atau Yosef dan Maria sudah bertunangan, sehingga tinggal diadakan upacara pernikahan saja. Maria tinggal di rumah orangtuanya, sedangkan Yusuf atau Yosef mengunjunginya sewaktu-waktu saja. Yusuf 1:18 Dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Latin, nama ini berbunyi Yosef. (Stefan Leks, 2002:23).
“Sebelum mereka hidup sebagai suami istri Mat. 1:18- Maria mengandung sebelum secara resmi ia dibawa oleh Yosef ke rumahnya (ay. 24). Dalam teks asli tidak tertulis sebelum mereka hidup sebagai suami istri, tetapi sebelum mereka kumpul/tinggal bersama. Ungkapan ini searti dengan “nikah secara resmi”. (Stefan Leks, 2002:24).
Mengandung dari Roh Kudus Mat. 1:18. Roh Kudus menghidupkan, bahkan member kehidupan baru. (Stefan Leks, 2002:24). Allah adalah penyebab kehidupan putra-Nya sebagai manusia. Dengan cara ini terungkaplah ikatan mendalam antara yang ialhi dengan yang manusiawi. Keterlibatan Allah dalam peristiwa terkandungnya Yesus ini tidak dapat dan juga tidak mau dijelaskan ataupun dianalisis lebih lanjut oleh Matius. Maria mengandung karena Allah sendiri melalui Roh Kudus-Nya. Roh Kudus menyebabkan Maria mengandung. Roh Kuduslah prinsip vitalitas, kuasa yang menghidupkan dalam diri insane yang hidup. (Stefan Leks, 2002:24).
Yusuf, suaminya 1:19- Sebelum hidup bersama, para tunangan secara resmi dipandang oleh masyarakat Yahudi zaman itu sebagai suami dan istri. Ikatan mereka hanya dapat disudahi lewat keputusan hokum (Stefan Leks, 2002:25).
Tulus hati Mat. 1:19 – Ungkapan tulus hati mengalihbahasakan kata Yunani dikaios yang searti dengan “benar”. Kata “tulus hati” mengandung beberapa pengertian:
a) Yusuf amat setia kepada Hukum yang mengizinkannya menceraikan Maria dalam kasus zina;
b) Yusuf begitu baik, sehingga tampaknya tidak samapai hati menceraikan Maria;
c) Yusuf yakin bahwa Maria tidak bersalah, sehingga ia rela meninggalkannya tanpa proses hukum;
d) Yusuf tidak berani menjadi ayah bagi Putra Allah
Perlu diketahui bahwa kata Yunani “dikaios” yang dipakai Matius di sini, pada umumnya dikaitkan dengan pelaksanaan Hukum (Mat. 9:13; 13:17; 23:29), bukan dengan kelakuan moral manusia. Dilihat dari sudut ini, Yusuf tidak tulus hati, seandainya ia menceraikan Maria, apalagi secara diam-diam. Maka, diduga bahwa Yusuf disebut “tulus hati” , karena ia tahu bahwa Maria tidak bersalah, namun ia tetap merasa tidak pantas menjadi ayah bagi anak Maria, sebagaimana dapat disimpulkan dari ayat-ayat selanjutnya. (Stefan Leks, 2002:25).
Tidak mau mencemarkan nama. Mat. 1:19 – Seandainya Yusuf mendakwa Maria sebagai pezina, maka Yusuf pasti akan mencemarkan nama Maria. (Stefan Leks, 2002:25).
Bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Mat. 1:19. Perceraian diam-diam tidak dibenarkan oleh satu nas PL pun. Justru supaya sah, perceraian harus dikukuhkan dengan surat resmi (Ul. 24:1). Menurut sejumlah ahli, ungkapan diam-diam tidak searti dengan “tanpa saksi-saksi” tetapi “tidak memperkarakan di muka pengadilan, atau “tanpa membuat pernyataan macam-macam tentang perkara itu. Yusuf tidak mau menuduh Maria sebagai pezinah dan penyebab dibatalkannya pernikahan dengannya. (Stefan Leks, 2002:25-26).
Malaikat Tuhan. Mat. 1:20. Dalam PL, ungkapan malaikat Tuhan diterapkan pada Allah sendiri (Kej. 16:7,13; Kel. 3:2) yang bertindak dalam hidup dan sejarah manusia. Malaikat Tuhan datang kepada manusia pada saat-saat yang sangat menentukan dalam rencana Allah. Malaikat Tuhan jangan disamakan dengan para malaikat yang sering disebut dalam KPR. (Stefan Leks, 2002:27).
Dalam mimpi 1:20- Orang-orang zaman kuno berpendapat bahwa mimpi adalah salah satu cara manusia dapat berkomunikasi dengan dunia yang tidak kelihatan. Manusia modern suka menyibukkan diri dengan mimpi juga, tetapi mementingkannya sebagai gambaran ttg masa lampau atau masa sekarang. Bangsa Yahudi biasa memandang mimpi sebagai tanda mengenai masa yang akan datang. (Stefan Leks, 2002:22-27).
Mimpi dalam arti penerangan ilahi/wahyu, mimpi penglihatan ataupun mimpi nubuat, disebut dalam Injil Matius. Mimpi ini hanya disinggung dalam Injil Matius 1:20; 2:12-13, 19-22. Mimpi istri Pilatus, 27:19. Injil Matius paling dipengaruhi oleh mentalitas Yahudi. Dalam tulisan-tulisan para rabi Yahudi, mimpi berperanan cukup penting. (Stefan Leks, 2002:27).
Anak Daud 1:20 – Yusuf disapa oleh Malaikat Tuhan sebagai anak Daud. Sapaan ini langsung menunjukkan bahwa tujuan kedatangan Malaikat itu satu saja, yaitu meyakinkan Yusuf bahwa ia seharusnya mengadopsi Yesus dan dengan demikian menjamin statusnya sebagai putra Daud. (Stefan Leks, 2002:27).
Jangan engkau takut. 1:20 – Seandainya Yusuf yakin bahwa Maria bersalah (karena berzinah), maka teguran malaikat ini sungguh tidak bermakna. Tetapi seandainya Yusuf yakin bahwa Maria sama sekali tidak bersalah, maka teguran ini memang pada tempatnya. Yusuf segan, takut memperistri Maria, sebab ia tahu bahwa buah rahimnya berasal dari Allah. Yosuf tidak mau terlibat dalam perkara yang melampaui pengertiannya dan merupakan baginya sebuah teka teki yang tidak terpecahkan. (Stefan Leks, 2002:27).
Mengambil Maria sebagai istrimu 1:21. Malaikat Tuhan memikirkan tahap terakhir pertunangan, yaitu saat sang suami menjemput istrinya ke dalam rumahnya (Stefan Leks, 2002:28).
Menamakan dia Yesus. 1:21. Yusuf diminta oleh Malaikat memberi nama (= mengakui secara resmi) kepada anak itu. Dan memasukan dalam garis keturunan Daud dengan memberi nama kepadanya. (Stefan Leks, 2002:28). Dalam 1:21 pemberian nama kepada anak adalah hak utama ayah. Dengan cara itu, Yusuf mengakuinya sebagai anaknya sendiri (bnd. Kej. 17:19; I Taw. 22:9; Yes. 8:3). Dengan member nama kepada Yesus, Yusuf dengan sendirinya mengadopsi-Nya pula. Nama yang sebelumnya sudah ditentukan oleh Allah mengacu kepada misi yang akan diemban oleh anak yang diberi nama tertentu. (Stefan Leks, 2002:28). Yesus 1:21- Dalam bahasa Ibrani, nama Yesus berbunyi Yesyua (bentuk singkat dari Yehosyua); artinya: Tuhan menyelamatkan kita. (Stefan Leks, 2002:29)
Akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (1:21). Menurut PL, Allah yang menyelamtkan umat-Nya (Hosea, 1:7). Mazmur 130:8 penyelamatan adalah pembebasan dari dosa-dosa, penghapusan dosa dan sekaligus peniadaan segala rintangan yang mengganggu relasi Allah dengan manusia. Misi Yesus sebagai Juru Selamat diperkenalkan dalam Matius 9:2-6, tetapi khusus lewat darah yang ditumpahkan-Nya demi pengampunan dosa (26:28)
Mereka akan menamakan Dia Imanuel 1:24. Hampir ayat 23 merupakan kutipan dari Yesaya 7:14. Matius mengutipnya menurut terjemahan Yunaninya. Mereka akan menamakan dia imanuel
Menamakan dia imanuel menegaskan bahwa yang memberi nama Imanuel bukan oleh Yusuf tetapi oleh mereka. (Stefan Leks, 2002:31)
Kata Ibrani Immanu El searti dengan “Allah menyertai kita.” (Stefan Leks, 2002:31)
Sesudah bangun 1:24. Maksudnya kiranya keesokan harinya.
Mengambil Maria sebagai istri 1:24 – Kata yang sama muncul dalam 1:20 di atas. Yusuf mengambil, artinya menerima “Maria” (dalam rumahnya) sebagai istri. (Stefan Leks, 2002:32)
Salam
0 Response to "Artikel Ilmiah Ulasan Teologis Matius 1:18 Model APA"
Post a Comment