Contoh Artikel dengan Gaya Penulisan Turabian: Topi Toraja
Tema artikel ini adalah Topi Toraja. Secara definisi, saya mendefinisikan topi Toraja adalah topi yang bertuliskan kata Toraja
Topi Toraja adalah topi yang bertuliskan kata Toraja Dengan demikian topi toraja yang saya maksudkan disini yakni topi yang dijual di pasar Rantepao maupun di lokasi PatungYesus Memberkati yang terletak di sebuah gunung yang ada di wilayah kota Makale.
Topi yang bertuliskan kata Toraja yang saya beli berwarna merah. Saya selanjutnya memakai topi tersebut ketika berada di lokasi patung Yesus memberkati maupun ketika meninggalkan lokasi wisata dengan menggunakan sebuah motor. Tentu motor yang dimaksud disini adalah motor milik teman, teman tersebut bersedia mengantar saya ke lokasi wisata dan kembali dari lokasi wisata ke kota Rantepao (Toraja Utara)
Ketika dalam perjalanan pulang, di sebuah persimpangan jalan, saya menemukan patung sapi yang berwarna warni. Patung sapi ini disebut dengan tedong bonga.
Apa yang saya lakukan disini hanya sekadar contoh penulisan karya ilmiah yang menggunakan model penulisan sitasi/sumber kutipan dengan cara catatan kaki, lengkap dengan sumber. Hal ini sedikit berbeda dengan APA STYLE.
Jadi, dalam penulisan artikel di bidang teologi, kita tinggal menggunakan model penulisan APA, AMA atau Turabian. Semua kembali pada aturan lembaga atau tempat karya kita diterbitkan. Sering mereka yang hendak menerbitkan artikel kita dalam jurnal, menggunakan style tertentu seperti Chicago atau Turabian. Jika demikian maka kita harus membuat artikel penelitian dengan cara sitasi atau pengutipan dengan model Turabian.
Ingat ini hanya model sitasi.Hal ini berbeda dengan metode penelitian. Dalam metode penelitian ada beberapa metode yang dapat dipakai seperti: Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.Sedangkan untuk menulis menjadi sebuah sumber informasi, kita butuh cara mengutip/mencantumkan sumber penulisan. Sumber inilah yang membuat kita untuk memilih gaya mana yang kita pakai. Apakah APA, AMA dan Turabian.
Bila kita menggunakan Turabian maka sumber kutipan kita tulis secara lengkap dalam bentuk footnote atau catatan kaki seperti contoh artikel ini. Namun bila kita hanya mencantumkan nama dan tahun serta nomor halaman dari buku yang kita kutip maka kita dapat menggunakan metode penulisan sitasi dengan cara APA atau catatan perut (in note)
Semoga bermanfaat
Topi Toraja adalah topi yang bertuliskan kata Toraja Dengan demikian topi toraja yang saya maksudkan disini yakni topi yang dijual di pasar Rantepao maupun di lokasi PatungYesus Memberkati yang terletak di sebuah gunung yang ada di wilayah kota Makale.
Topi yang bertuliskan kata Toraja yang saya beli berwarna merah. Saya selanjutnya memakai topi tersebut ketika berada di lokasi patung Yesus memberkati maupun ketika meninggalkan lokasi wisata dengan menggunakan sebuah motor. Tentu motor yang dimaksud disini adalah motor milik teman, teman tersebut bersedia mengantar saya ke lokasi wisata dan kembali dari lokasi wisata ke kota Rantepao (Toraja Utara)
Ketika dalam perjalanan pulang, di sebuah persimpangan jalan, saya menemukan patung sapi yang berwarna warni. Patung sapi ini disebut dengan tedong bonga.
Apa yang saya lakukan disini hanya sekadar contoh penulisan karya ilmiah yang menggunakan model penulisan sitasi/sumber kutipan dengan cara catatan kaki, lengkap dengan sumber. Hal ini sedikit berbeda dengan APA STYLE.
Jadi, dalam penulisan artikel di bidang teologi, kita tinggal menggunakan model penulisan APA, AMA atau Turabian. Semua kembali pada aturan lembaga atau tempat karya kita diterbitkan. Sering mereka yang hendak menerbitkan artikel kita dalam jurnal, menggunakan style tertentu seperti Chicago atau Turabian. Jika demikian maka kita harus membuat artikel penelitian dengan cara sitasi atau pengutipan dengan model Turabian.
Ingat ini hanya model sitasi.Hal ini berbeda dengan metode penelitian. Dalam metode penelitian ada beberapa metode yang dapat dipakai seperti: Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.Sedangkan untuk menulis menjadi sebuah sumber informasi, kita butuh cara mengutip/mencantumkan sumber penulisan. Sumber inilah yang membuat kita untuk memilih gaya mana yang kita pakai. Apakah APA, AMA dan Turabian.
Bila kita menggunakan Turabian maka sumber kutipan kita tulis secara lengkap dalam bentuk footnote atau catatan kaki seperti contoh artikel ini. Namun bila kita hanya mencantumkan nama dan tahun serta nomor halaman dari buku yang kita kutip maka kita dapat menggunakan metode penulisan sitasi dengan cara APA atau catatan perut (in note)
Semoga bermanfaat
0 Response to "Contoh Artikel dengan Gaya Penulisan Turabian: Topi Toraja"
Post a Comment